Kamis, 18 Juni 2015

surat untuk lelaki ku

Diposting oleh Unknown di 06.28 0 komentar
Selamat ulangtahun lelaki ku.
Selamat berkurang satu tahun lagi lelaki ku.
Bukan maksud lancang menyebut mu sebagai lelaki ku, tuan.
Bahkan aku tak bermaksud menunjukkan kepemilikan. Tuan, jika boleh aku tau apa keinginan mu dihari spesial bulan lalu ?
Aku bahkan berani menulis surat rahasia untuk ulangtahun mu ketika 4 bulan kemudian, tuan.
Aku bahkan mengucap dalam dada ingin memberi tahu mu segelintir kisah ketika aku diambang keputus asaan, tuan.
Kamu tentu tau persis aku hampir kehilangan akal sehat. Aku hampir kehilangan prinsip ku dalam berteman.
Kau tentu tahu persis perempuan terakhir bersanding dengan mu adalah sahabat ku.
Kau tahu persis cara nya membuat ku sesak tak ada habisnya melihat kalian saling merangkul begitu mesranya.
Kau tahu persis cara membuat ku putus asa ketika kau bilang perasaan tak bisa dipersalahkan.
Tuan, doa ku untuk mu selalu.
Tumbuh la menjadi lelaki ku yang kuat, yang tak pernah lagi menyalahkan orangorang disekitarmu, jadilah lelaki ku bahkan tanpa pernah bisa menjadi lelaki kepunyaan ku.
Tuan, sekarang kau tumbuh dewasa. Kau bahkan berani hengkang dari pulau sebrang untuk melanjutkan pendidikan mu.
Kau tahu persis perjuangan seorang perantau.
Aku tahu persis perjuangan seorang perantau.
Walau Tuhan menghadirkan rasa yang sama pada perjalanan hidup tapi kita tak pernah bertemu dipersimpangan jalanNya.
Tuan, sudah lama tak ku tangkap jejak mu disegala media sosial. Hilangkah kamu. Apa dunia baru mu lebih menarik ?
Tuan, semoga kau memiliki hidup yang lebih bermakna. Aku bisa memahami jika kau masih terlihat seperti anak kecil. Merengek ketika ada yang mengganggu.
Mendendam ketika suatu kebahagiaan nya dicuri.
Tidak tuan, aku bahkan tak pernah mencuri kebahagiaan mu ketika kau bersanding dg sahabatku sendiri.
Tidak tuan, aku tak pernah mengutuk mu agar kau segera putus dengan nya.
Tidak tuan, aku bahkan tak menampakkan senyum palsu didepan kalian.
Aku bahkan mengikhlaskan diri ketika aku tau kalian bertengkar karena ku.
Tuan kisah ini ku persembahkan sebagai kado untuk ulangtahun mu.
Kisah pilu. Kisah ketika aku tau kau sangat mencintai sahabat ku.
Hingga aku menulis ini pun aku masih mengetahui diam-diam kau masih mengharapkan dia kembali di peluk mu.
Tuan, aku bisa berbuat apa ?
Pantaskah aku memohon kepadanya untuk kembali padamu.
Tuan, jangan mengurung dirimu lebih dari ini. Bebaskan hatimu tuan, jangan jadi seperti aku yang hanya mampu menjaga mu dari kejauhan, yang hanya mampu mengisahkan tentang mu lewat tulisan diblog.
Lucu tuan. Kau mencintai dia. Aku mencintai mu. Dia mencintai oranglain.
Tuan ini tak akan ada ujungnya.
Tuan sekali lagi kuucapkan, selamat ulang tahun yang ke 19

Senin, 15 Juni 2015

Menerka Lagi

Diposting oleh Unknown di 21.41 0 komentar
Hari ini ada temen kelas yang nanya kenapa masih betah sendiri,
Sejenak tak bisa menjawab, mencari-cari jawaban yang tepat. Lebih tepatnya bertanya pada hati masih adakah lelaki berkumis tipis itu dihati.
Sekali lagi mencoba menerka perasaan yang sesungguhnya tak mungkin bisa dikatakn cinta lagi.
Lelaki berkumis tipis yang belakangan memilih melanjutkan pendidikan nya di bidang pariwisata, bagaimana kabar mu tuan ?
Masihkah kamu bersanring dengan setumpuk keegoan mu ?
Tuan, seandainya saya bisa mengeluh pada keadaan yang tak pernah ada pangkal dan ujungnya ini, masih bisakah aku merangkul mu sebagai teman. Teman dekat, yang kebanyak orang bilang tak mungkin ada yang namanya mantan teman.
Nyata nya sekarang hubungan kita bisa disebut seperti itu.
Tuan, ingatkah tempat kita saling beradu mata menatap beberapa detik, bertemu tanpa sengaja. Berulangkali.
Ini tepat setahun aku sudah tak pernah kesana, ada yang aneh. Hawanya tak sama lagi, orang nya tak sama lagi.
Tuan, perasaan ini tak pernah kau pupuk, bahkan tak pernah kau sirami. Tapi mengapa dia tumbuh subur, mengalahkan usia tanaman bawang yang kutanam ini.
Perasaan macam apalagi yang ingin kau persalahkan, tuan ?
Aku sudah ketinggalan kereta berpuluh-puluh mil, sudah tertutup rapat semua pintunya. Tak bisakah kau menggandeng tangan ku, kemudian mengejar ketinggalan bersama dg ku ?
Aku masih menunggu mu, tuan
Menunggu, apakah tangan ini akan kau genggam atau kau hempaskan lagi.
Bisa kau sebutkan tuan, butuh berapa tahun lagi aku menunggu ? 
Bahkan kau tak pernah menyuruhku menunggu.
Bodoh sekali gadis tengil ini, menunggu tanpa disuruh. 
Aku bukan tak ingin membuka hati lagi, tuan.
Gadis tengil ini hanya takut tak bisa menemukan sosok seperti mu.
Kamu tau dia bahkan rela mencintai olahraga basket. Kamu tahu persis tuan, dia bukan seorang pencinta olahraga fisik.
Tuan, akupun ingin lepas dari masa lalu ini
Tapi mengapa setiap ingin memulai, selalu membandingkan pria-pria itu dg mu.
Tuan, malam ini malang sangat dingin.
Bisa ku tebak suhunya sekitar 23-20 derajat. 
Tuan, bisa kau ucapkan kata perpisahan sekali saja untuk mengakhiri hubungan yang menurutku tak bisa disebut teman ini ?
Kemudian aku bisa berjanji padamu, tak akan mengusik mu. Bukan mengusik, aku bahkan tak ada nyali mengusik lelaki berkumis tipis ini.
Tuan, tak perlu lagi kau menampakkan mata sinis mu lagi ketika kita bertemu dikemudian hari. 
Gadis tengil ini sudah dewasa tuan, dia bisa mengontrol hatinya. 
Berbahagialah tuan, hingga aku bisa menemukan mengapa kita tak pernah bisa bersatu dalam ikatan apapun.
Berbahagialah tuan, hingga aku menemukan alasan mengapa aku tetap mencintai mu hingga detik ini.
Berbahagialah tuan, hingga aku menemukan alasan untuk menutup lembar masa lalu ini.
Berbahagialah tuan berkumis tipis.
 

Kertas Usang Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting