Senin, 15 Juni 2015

Menerka Lagi

Diposting oleh Unknown di 21.41
Hari ini ada temen kelas yang nanya kenapa masih betah sendiri,
Sejenak tak bisa menjawab, mencari-cari jawaban yang tepat. Lebih tepatnya bertanya pada hati masih adakah lelaki berkumis tipis itu dihati.
Sekali lagi mencoba menerka perasaan yang sesungguhnya tak mungkin bisa dikatakn cinta lagi.
Lelaki berkumis tipis yang belakangan memilih melanjutkan pendidikan nya di bidang pariwisata, bagaimana kabar mu tuan ?
Masihkah kamu bersanring dengan setumpuk keegoan mu ?
Tuan, seandainya saya bisa mengeluh pada keadaan yang tak pernah ada pangkal dan ujungnya ini, masih bisakah aku merangkul mu sebagai teman. Teman dekat, yang kebanyak orang bilang tak mungkin ada yang namanya mantan teman.
Nyata nya sekarang hubungan kita bisa disebut seperti itu.
Tuan, ingatkah tempat kita saling beradu mata menatap beberapa detik, bertemu tanpa sengaja. Berulangkali.
Ini tepat setahun aku sudah tak pernah kesana, ada yang aneh. Hawanya tak sama lagi, orang nya tak sama lagi.
Tuan, perasaan ini tak pernah kau pupuk, bahkan tak pernah kau sirami. Tapi mengapa dia tumbuh subur, mengalahkan usia tanaman bawang yang kutanam ini.
Perasaan macam apalagi yang ingin kau persalahkan, tuan ?
Aku sudah ketinggalan kereta berpuluh-puluh mil, sudah tertutup rapat semua pintunya. Tak bisakah kau menggandeng tangan ku, kemudian mengejar ketinggalan bersama dg ku ?
Aku masih menunggu mu, tuan
Menunggu, apakah tangan ini akan kau genggam atau kau hempaskan lagi.
Bisa kau sebutkan tuan, butuh berapa tahun lagi aku menunggu ? 
Bahkan kau tak pernah menyuruhku menunggu.
Bodoh sekali gadis tengil ini, menunggu tanpa disuruh. 
Aku bukan tak ingin membuka hati lagi, tuan.
Gadis tengil ini hanya takut tak bisa menemukan sosok seperti mu.
Kamu tau dia bahkan rela mencintai olahraga basket. Kamu tahu persis tuan, dia bukan seorang pencinta olahraga fisik.
Tuan, akupun ingin lepas dari masa lalu ini
Tapi mengapa setiap ingin memulai, selalu membandingkan pria-pria itu dg mu.
Tuan, malam ini malang sangat dingin.
Bisa ku tebak suhunya sekitar 23-20 derajat. 
Tuan, bisa kau ucapkan kata perpisahan sekali saja untuk mengakhiri hubungan yang menurutku tak bisa disebut teman ini ?
Kemudian aku bisa berjanji padamu, tak akan mengusik mu. Bukan mengusik, aku bahkan tak ada nyali mengusik lelaki berkumis tipis ini.
Tuan, tak perlu lagi kau menampakkan mata sinis mu lagi ketika kita bertemu dikemudian hari. 
Gadis tengil ini sudah dewasa tuan, dia bisa mengontrol hatinya. 
Berbahagialah tuan, hingga aku bisa menemukan mengapa kita tak pernah bisa bersatu dalam ikatan apapun.
Berbahagialah tuan, hingga aku menemukan alasan mengapa aku tetap mencintai mu hingga detik ini.
Berbahagialah tuan, hingga aku menemukan alasan untuk menutup lembar masa lalu ini.
Berbahagialah tuan berkumis tipis.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kertas Usang Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting